MATERI
AJAR
FISIKA
INTI
SUB
MATERI
1.
SIFAT
INTI ATOM
2.
MODEL
INTI ATOM
3.
PELURUHAN
RELATIVITAS
a.
α
b.
β
c.
γ
4.
REAKSI
ATOM
a.
Fusi
b.
Fisi
I.
Sifat
Inti Atom
-. Elektron
-.inti atom
-. Proton
-. Neutron
X = Lambang unsur
A = Nomor Massa ( jumlah proton+ jumlah neutron)
Z = Nomor Atom (jumlah proton)
A = Z + N
Z = A – N
N = A - Z
|
A = Z + N
Z + N = A
|
A
Energi Ikat inti
E
= ∆m .
Keteramgan
E = energi
ikat inti (m ev )
= 931
∆m = Z .mp
+ ( A – Z ) mn – massa inti
Mp = massa proton
Mn = massa neutron
MODEL INTI ATOM
Model-Model Inti Atom
Mengapa
harus ada model-model dari inti atom? Sebenarnya sampai saat ini struktur real
dari inti atom itu sendiri belum diketahui, dan untukmempermudah dalam
mempelajari inti-inti dari suatu atom maka dibuatlah model. Gampangnya suatu
model disini merupakan suatu bentuk sederhana dari sistem fisis yang sedang
dipelajari. Berdasarkan data-data tentang inti atom yang dikumpulkan oleh para
ilmuwan, terdapat beberapa model inti, namun pada tulisan ini hanya dua model
saja yang diberikan. Walaupun begitu, kedua model ini dianggap cukup untuk
memberikan wawasan tentang inti dari suatu atom.
1. a) Model tetes cairan
2. b) Model kulit
Model Tetes Cairan
Model
tetes cairan digunakan untuk menentukan massa real dari suatu inti atom. Model
ini mengasumsikan bahwa sifat-sifat inti atom mirip dengan sifat-sifat yang
terdapat dalam tetes cairan. Sifat-sifat tetes cairan tersebut adalah
kerapatannya adalah konstan, ukurannya sebanding dengan jumlah partikel atau
molekul di dalam cairan, energi ikatnya berbanding lurus dengan massa atau
jumlah partikel yang membentuk tetesan. Adanya sifat-sifat ini dapat membuka
sebuah peluang untuk mendapatkan persamaan untuk massa inti atom
Atom
terdiri atas inti atom dan elektron-elektron yang mengelilinginya. Inti atom
terdiri atas partikel proton dan neutron. Partikel-partikel penyusun inti atom
ini biasa disebut nukleon. Nukelon penyusun inti memiliki massa yang hampir
sama yaitu mp = 938,3 MeV untuk proton dan mn = 939,6 MeV
untuk neutron. Adapun elektron massanya sangat kecil jika dibandingkan massa
proton dan neutron, yaitu 0,511. Jumlah proton atau elektron biasa diwakili
oleh huruf Z (jumlah proton dan elektron dalam satu jenis atom adalah sama) sedangkan
jumlah neutron disimbolkan dengan huruf N. Jumlah antara proton (Z) dan neutron
(N) menghasilkan suatu nomor massa dari atom dan disimbolkan dengan huruf A.
Jadi, sebagai asumsi awal massa inti M yang tersusun dari proton dan neutron
dapat dutulis dengan persamaan :
M = Zmp + A(A-Z)mn
Dalam inti
terdapat gaya ikat (gaya tarik antar partikel penyusun inti), sehingga massa
inti seharusnya lebih kecil daripada ketika nukleon-nukleon inti terpisah
seperti yang diterapkan pada rumus yang pertama. Energi ikat sebanding dengan
jumlah nukleon inti, oleh karena itu akibat energi ikat ini persamaan massa
inti harus dikurangi faktor koreksi sebesar
b1A
dimana b1
adalah suatu konstanta yang diperoleh secara eksperimen.
Tetapi
besarnya gaya ikat setiap nukleon yang terdapat pada koreksi pertama dianggap
sama, padahal pengaruh gaya ikat inti bagi nukleon di permukaan lebih lemah
daripada nukleon inti yang lebih dalam. Dalam kasus ini inti atom dianggap
menyerupai bola sempurna dengan jari-jari R, sehingga besar kecilnya pengaruh
gaya ikat inti terhadap nukleon sebanding dengan besar luas permukaan bola.
Luas bola = 4πR2
Jari inti
diperoleh dengan persamaan R = roA1/3. Sehingga
Luas bola = 4πR2 = 4π(roA1/3)2
; ==> ro adalah konstanta
atau Luas bola ≈ b2A2/3
Jadi
faktor koreksi berikutnya untuk massa inti sebesar
b2A2/3
Energi
Coulumb positif antar proton juga memberi kontribusi terhadap kenaikan massa
inti. Menurut hukum Coulumb, gaya Coulumb antar muatan yang sejenis akan
tolak-menolak. Oleh karena itu, tolakan Coulumb antar proton akan mengakibatkan
penambahan massa inti.
Dari hukum
Coulumb energi yang diakibatkan oleh interaksi antar partikel bermuatan
dirumuskan dengan
E = k[q1q2/R] = k[(Ze)2/roA1/3]
= ke2/ro[Z2A-1/3]
Atau E ≈ b3[Z2A-1/3]
Faktor
koreksi ketiga untuk persamaan massa inti akibat pengaruh energi Coulumb adalah
sebesar
b3[Z2A-1/3]
Proton dan
neutron merupakan kategori fermion (taat asas pauli dan tidak mau berkeadaan
sama), jadi masing-masing menempati kulit berbeda dalam deretan kulit terpisah.
Adanya kelebihan neutron ataupun proton dalam suatu isobar dapat meningkatkan
massa inti menurut prinsip larangan pauli. Untuk memperoleh faktor koreksi
akibat perbedaan jumlah proton dan neutron ini, perhatikan gambar berikut :
Dari
gambar diatas, pengurangan Z sebesar v diikuti juga dengan penambahan N sebesar
v yang diberikan oleh
v = (N-Z)/2
Jika
selisih antar tingkat energi nukleon adalah Δ, maka pengurangan Z memberikan selisih energi ikat pada
isobar sebesar
ΔEikat = v[Δ(v/2)] = [(N-Z)/2][ (N-Z)/2] [Δ/2] = Δ/8(N-Z)2
Karena N =
A-Z, perbedaan energi ikat berubah menjadi
ΔEikat = Δ/8(A-2Z)2 atau ΔEikat ≈ b4(A-2Z)2
Jadi
faktor koreksinya sebesar
b4(A-2Z)2
Nukleon-nukleon
dalam inti juga cenderung “berpasangan”, jelasnya, neutron-neutron atau
proton-proton berkelompok bersama dalam spin-spin yang berbeda. Akibat efek
ini, didapati bahwa pasangan energi hadir bervariasi sebesar A-3/4
dan bertambah sebesar jumlah nukleon-nukleon tidak berpasangan. Sehingga
memberikan koreksi sebesar
b5A-3/4
Jika semua
koreksi yang telah diperoleh diumpulkan, maka persamaan massa riel inti atom
menjadi
M = Zmp + A(A-Z)mn - b1A -
b2A2/3 - b3[Z2A-1/3] - b4(A-2Z)2
- b5A-3/4
Konstanta
di persamaan diatas ditentukan dari data eksperimen; nilainya (dalam satuan
energi) yang dapat diambil adalah
b1 = 14,0 MeV
b2 = 13,0 MeV
b3 = 0,58 MeV
b4 = 19,3 MeV
dan b5
ditentukan berdasarkan skema berikut ini :
A
|
Z
|
b5
|
Genap
|
Genap
|
-33,5 MeV
|
Ganjil
|
||
Genap
|
Genap
|
+33,5 MeV
|
Model Kulit
Berbagai
persoalan yang terdapat dalam inti memiliki beberapa persmaan dengan persoalan
elektron-elektron dalam atom. Salah satu persamaan ini yaitu elektron dan
nukleon memiliki tingkat-tingkat energi tertentu. Letak perbedaan antara
persoalan yang terdapat pada elektron dalam atom dan inti atom adalah potensial
yang ditimbulkan dan sifat orbitnya.
Perubahan
sifat-sifat inti secara menonjol terjadi di dalam inti dengan N dan Z sebesar 2, 8, 28, 50, 82, 126 yang disebut
bilangan ajaib inti. Dalam persoalan atom juga ditemukan bilangan ajaib,
yaitu nomor atom yang terdapat pada gas mulia.
Proton dan
neutron terjebak dalam sebuah potensial. Beberapa bentuk potensial yang dipakai
yaitu potensial kotak dan osilator harmonik. Bentuk osilator harmonik lebih
mendekati hasil yang diinginkan. Fungsi potensial V ditulis dalam bentuk
persamaan schroodinger.Pemecahan persamaan ini memberikan
informasi tentang perilaku gelombang dari partikel. Rumus tingkat energi yang diperoleh
dari pemecahan persamaan schroodinger untuk osilator harmonik, yaitu
Kemungkinan
nilai λ dari kombinasi n dan l ditunjukan pada tabel berikut :
Dan urutan
penempatan nukleon ditunjukan sebagai berikut :
Selain
berada dalam potensial, juga terdapat interaksi spin-orbit dalam inti
sehingga diperoleh bilangan-bilangan ajaib yang sesuai ( 2, 8, 20, 28, 50, 82,
dan 126) dan tingkat-tingkat energi inti ditunjukan pada gambar berikut :
B. PELURUHAN RADIOAKTIVITAS
-. Hukum
peluruhan radioaktivitas
-.
Peluruhan alfa,beta,gamma
* hukum peluruhan
radioaktivitas – sebelum peluruhan
Hukum
kekelan massa energi
E = Ep +
Ek
Em1 =
Em2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
3x2 = 6x1
Hukum kekelan momentum
P =P --------P = m.v
M1v1 + m2v2 = m1v1 m2v2
Sesudah peluruhan – waktu paruh
N =No (
)
n =
PELURUHAN
ALFA,BETA,GAMMA
a. Peluruhan
alfa ( α )
A
= nomor massa ( proton + neutron )
Z
= Nomor atom (proton = elektron )
§ Z
> 82 secara spontan terjadi peluruhan dimana inti induk membentuk inti
turunan
§
b. Peluruhan
beta ( β )
Peluruhan
β bertujuan agar proton dan neutron menjadi seimbang
Misalnya
:
c. Peluruhan
gamma ( γ )
(
γ )
Misalnya
:
REAKSI FISI DAN REAKSI FUSI
1. REAKSI
FISI
Pembelaan inti atom berat menjadi inti atom ringan
Contoh :
2. REAKSI
FUSI
Penggabungan inti atom ringan menjadi inti atom berat